DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
Desain komunikasi visual adalah sebuah
gambar atau desain yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain melalui
penglihatan. Pesan ini berupa konsep, cerita, ide, atau informasi. R.
Buckminster Fuller, seorang desainer dan arsitek yang menciptakan geodesic
dome, mengatakan bahwa sebuah desain komunikasi harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat tidak hanya untuk memuaskan ke inginan daripada desainer tersebut
sendiri.1 Dengan demikian, maka sebuah desain komunikasi visual
dapat dikatakan berhasil apabila pesan yang ingin disampaikan pembuat tersebut
dapat diterima atau tersampaikan dengan tepat ke masyarakat (pengamat). Oleh
karena itu, seorang desainer komunikasi visual harus dapat mengerti cara berpikir
dan reaksi kebanyakan orang (pengamat).
SEJARAH
KOMUNIKASI VISUAL
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah
mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada
jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua, bentuk lain adalah heiroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring
dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke
tulisan, contoh nya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan
kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk
yang lebih menarik dan komunikatif, contoh nya seni panggung dan drama; seperti
sendratari Ramayana, seni pewayangan yang mamsih menjadi alat komunikasi yang efektif
hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain
komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu, jika
seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka ia
harus menggunakan jasa dari bermacam-macam seniman sepesialis. Spesialis ini
antara lain adalah visualizers (seniman
visualisasi); typographers (penata
huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi
instruksi kepada percetakan; illuztratorz,
yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangan nya, desain
komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan tidak
hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut. Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian
dari kelompok dalam industri komunikasi dunia periklanan, penerbitan majalah
dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relationz)
DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL DAN SENI MURNI
Desain komunikasi visual bukan seni
murni, seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai pengamat
hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi
emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk
memuaskan diri seniman tersebut, sedangkan seorang desainer komunikasi visual
menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan orang,
dimana desainer itu harus dapat memahami dan menginterprestasikan permintaan
seseorang atau sekelompok orang dalam karya desain yang pada akhirnya bertujuan
untuk memuaskan orang atau sekelompok orang itu.
Desain komunikasi visual memegang peranan
yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi,
kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual.
Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi, dan lain sebagainya, semua dapat memberikan
informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan
berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan
desain komunikasi visual dari seni murni, dimana desain komunikasi visual harus
bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam seni
murni lebih bersifat emosional, dimana maksud dari seniman itu tidak harus
dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
ELEMEN-ELEMEN
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Untuk dapat berkomunikasi secara visual,
seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut.
Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain
adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi, dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa
digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
a. Desain dan Tipografi
Tipografi
adalahs suatu teknik memilih dan menata huruf yang dapat dibaca oleh pengamat
tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan untuk menerjemahkan
kata-kata lisan kedalam bentuk tulisan, fungsi nya untuk mengkomunikasikan ide,
cerita, dan informasi ke dalam bentuk mendia seperti poster, uku, surat kabar
dan lain-lain.
b. Desain dan Simbolisme
Simbol
telah ada sejak adanya manusia, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda
pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada
jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian
yang mereka alami sehari-hari. Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana
informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya sebagai
komponen dari signing system sebuah psat perbelanjaan, untuk menginformasikan
letak toilet, telephone umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan
lain-lain digunakan simbol
Bentuk yang
lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah indentifikasi dari
perusahaan atau organisasi, seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan
atau organisasi itu, tujuan dan objektifnya, jenis dan image yang hendak
ditampilkan dari perusahaan atau organisasi itu, selain itu logo harus besifat
unik, mudah di ingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi
adalah suatu gambar yang dibuat secara manual oleh manusia, pada akhir tahun
1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam desain komunikasi visual. Banyak orang
yang akhirnya menyadari bahwa ilusrasi dapat menjadi elemen yang sangat kreatif
dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang
tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk menjelaskan informasi
detil seperti cara kerja fotosintesis.
Saat ini
ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat
imajinatif, contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang
berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan induknya.
Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak-anak
yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum dapat membaca.
d. Desain dan Fotografi
Fotografi
adalah teknik mengambil gambar menggunakan kamera. Ada dua bidang utama dimana
seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan dan
periklanan, kriteria yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan fotografer yang
dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif dalam bercerita, karena
foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat bercerita dan menunjang berita yang
diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah
mereka yang kreatif dan jeli serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi.
Contohnya, jika sebuah penerbit hendak menerbitkan berita tentang perampokan,
maka fotografer harus berusaha untuk mengambil foto-foto yang dapat menunjang
berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat kejadian, korban, saksi
mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan periklanan hendak mempromosikan
suatu parfum yang berkesan anggun dan lembut, maka fotografer harus dapat
mengambil foto-foto yang menonjol keanggunan dan kelembutan dari parfum
tersebut, misalnya dengan latar belakang kain sutra dengan warna-warna pastel
yang berkesan lembut.
Referensi
:
Cenadi,Christine
Suharto, Januari 1999, “ELEMEN-ELEMEN DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”. Nirmana.
Volume 1, No. 1, http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/16036/16028
Wijaya,
Priscilia Yunita, Januari 1999, “TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”.
Nirmana. Volume 1, No. 1, http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/16040/16032